Malam itu, untuk ketiga kalinya pencuri itu tertangkap oleh Abu Hurairah ketika sedang mencuri makanan bilik kaum muslimin.
Kata Abu Hurairah:
"Sesungguhnya akan aku bawa menghadap Rasulullah S.A.W. Ini adalah kali yang ketiga kau datang. Padahal kau telah berjanji untuk tidak akan kembali, tapi ternyata kau balik lagi."
Kata orang itu:
"Lepaskanlah aku, akan aku ajari kau beberapa kalimat yang Allah memberikan manfaat pada kalimat-kalimat itu."
Abu Hurairah bertanya:
"Apa itu?"
Orang itu berkata:
"Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat Kursi. Kerana Allah akan menjagamu sampai kau bangun, dan syaitan tak akan berani mendekatimu."
Lalu Abu Hurairah pun membebaskannya. Esoknya, Rasulullah S.A.W. bertanya kepada Abu Hurairah tentang tawanannya semalam. Kata Abu Hurairah:
"Wahai Rasulullah S.A.W., dia menyangka bahawa dia telah mengajarku beberapa kalimat yang bermanfaat bagiku, maka aku bebaskan dia."
Rasulullah S.A.W. bertanya lagi:
"Apa itu?"
Abu Hurairah berkata:
"Dia berkata padaku agar aku membaca ayat Kursi sebelum tidur. Dan apabila aku membacanya, maka aku akan dijaga oleh Allah sampai subuh dan tidak akan ada syaitan yang mendekatiku."
Rasulullah S.A.W. bersaba:
"Ketahuilah, sesungguhnya dia telah berkata jujur padamu padahal sebenarnya dia itu pendusta. Tahukah kau siapa orang yang kau ajak bicara selama tiga malam ini,wahai Abu Hurairah?"
Abu Hurairah menjawab:
"Tidak."
Rasulullah S.A.W. bersabda:
"Dia itu adalah syaitan."
( Hadis Riwayat Bukhari)
Lihat kisah di atas, bagaimana syaitan mengetahui akan fadilat ayat Kursi, padahal itu sama sekali tidak ada gunanya bagi dirinya. Malah Abu Hurairah yang memanfaatkan apa yang diajarkan syaitan kepadanya.
Begitulah syaitan, terkadang dia mengetahui sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, tapi tidak ada manfaatnya bagi dirinya sendiri. Demikian pula manusia, seseorang itu mengetahui hal-hal yang baik dan berguna bagi dirinya, namun dia tidak mengamalkannya. Lalu ilmunya diambil oleh orang lain dan dimanfaatkan.
Kalau kita perhatikan, hampir tidak ada bezanya atau bahkan tidak berbeza sama sekali di antara syaitan dengan orang yang suka menyuruh untuk berbuat baik tetapi dirinya sendiri tidak melakukan apa yang dia katakan. Atau orang yang mempunyai banyak ilmu tetapi ilmunya tidak bermanfaat bagi dirinya. Ilmu yang dimilikinya sama sekali tidak ada pengaruh dalam kehidupan beragama dan fikrahnya.
Orang yang seperti ini, sama saja dengan syaitan. Bahkan boleh jadi mereka lebih syaitan daripada syaitan itu sendiri. Sebab syaitan memang dari sananya sudah mengisytiharkan dirinya sebagai musuh Allah dan orang-orang mukmin. Jadi wajar kalau mereka tidak mahu melakukan amal kebaikan meskipun mereka mengetahuinya.
Orang-orang model beginilah yang dikecam oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang bermaksud:
"Apakah kalian menyuruh orang-orang untuk berbuat baik sementara kalian melupakan diri sendiri padahal kalian membacaa al-Kitab?"
(Surah Al-Baqarah: ayat 44)
Namun meskipun mereka "cuma pintar berhujah", bukan bererti kita tidak boleh mengambil perkataan mereka. Selagi ia tidak melencong dari al-Quran dan Sunnah, boleh saja kita mendengarkan apa yang mereka katakan. Ali bin Abi Talib pernah berkata:
"Undzur maa qoola, walaa tandzur man qoola"
Maksudnya:
"Lihatlah apa yang dikatakan, dan jangan kau melihat siapa yang mengatakan."
Renung-renungkan dan fikir-fikirkan bersama.....
Semoga kita tergolong dalam golongan yang dikehendaki-Nya.....
InsyaALLAH.....
- Dipetik drp Koleksi Motivasi -
PR mampu pimpin negara
12 years ago
0 comments: